Selasa, 13 September 2011

Sejarah Busana Muslimah di dalam Islam

Sekarang, banyak sekali wanita-wanita muslim dengan berbagai gaya jilbab atau hijab dan busananya, dengan warna yang beraneka ragam, berindah-indah dalam menjalankan perintah-Nya.
Saya sendiri mengenakan jilbab ketika memasuki bangku kuliah, saya sadar waktu itu sudah terlambat bagi saya untuk menutup aurat sesuai denga perintah Allah SWT, yaitu ketika seseorang akhil baliqh. Semoga Allah mengampuni saya yang selalu dzalim terhadap diri sendiri.

Muncul dalam benak saya, sebenarnya bagaimana sih sejarah jilbab atau hijab di dalam islam itu sendiri? Hal ini membawa saya menelusuri berbagai bahan bacaan, sehingga saya dapati beberapa hal sebagai berikut:

Dahulu wanita muslimah pada permulaan islam datang, mempunyai kebiasaan -kebiasaan jahiliah dengan memakai pakaian kerja harian yang berupa kerudung, yaitu penutup kepala yang dijuraikan kepunggung sehingga leher dan kedua telinganya tidak tertutup, maka nampaklah perhiasan-perhiasan yang dipakainya yang itu semua tidak berbeda dengan wanita-wanita kala itu, baik mereka yang merdeka ataupun budak.
Dan kebiasaan para pemudanya ataupun orang-orang yang jelek perangainya suka iseng dan mengganggu para budak, wanita apabila mereka keluar malam, dalam rangka menyelesaikan pekerjaan di sawah atau di perkebunan kurma. Maka apabila wanita merdeka tadi lewat di hadapan mereka, mereka ganggu dengan alasan wanita-wanita tadi adalah budak. Dengan entengnya mereka menjawab: ”kami kira mereka adalah budak”. Lalu diperintahkanlah kepada wanita muslimah untuk membedakan pakaian dengan pakaian harian budak wanita (pakaian jahiliah). Yaitu dengan berpakaian rida’ dan lihaf  (pakaian yang menutupi seluruh tubuh layaknya selimut) juga penutup kepala dan wajah agar tampak terhormat dan disegani, hingga tidak ada yang mengganggu mereka. Dengan begitu mereka akan mudah dikenali dan tidak dijadikan bahan iseng dan godaan.

Perintah berjilbab bagi wanita tertera dalam Alquran surat Al Ahzab :59
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Perintah Allah diatas ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam hadist beliau yang artinya : “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya”.

Mengenai keseriusan dalam ketaatan wanita-wanita muslimah untuk memakai jilbab pada permulaan islam, telah diceritakan ‘Aisyah dalam haditsnya :
“Dari ‘Aisyah dia berkata: “SemogaAllah merohmati kaum wanita Anshor, semoga Allah merhmati kaum wanita Anshor, tatkala turun ayat (( Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu , anak-anakmu dan istri-istri kaum mu’minin………)) mereka merobek kain penutup jendela lalu mereka gunakan untuk menutupi aurot mereka kemudian mereka sholat di belakang Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam seakan  -akan di atas kepala meraka terdapat burung gagak.”

Dalam riwayat lain disebutkan : ”mereka mengambil kain sarung mereka lalu merobeknya hingga mempunyai dua tepi, kemudian menjadikannya sebagai kerudung. (HR Bukhori)

Subhanallah, itulah keindahan islam, penggunaan jilbab yang bagi sebagian orang dianggap sebagai pembatasan terhadap hak-hak wanita adalah merupakan perlindungan yang diberikan Allah SWT terhadap kaum perempuan agar terhindar dari gangguan orang-orang jahat. Ini hanya satu dari beberapa hal keutamaan menggunakan jilbab.
Hal ini lagi-lagi menimbulkan pertanyaan di diri saya, apalagi sih keutamaan menggunakan jilbab itu?
Insyaallah di entri selanjutnya saya telah menemukan jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar