Rabu, 21 Maret 2012

Restorasi of Humanity

Restoration of Humanity,
Mungkin hal inilah sebenarnya yang sangat kita butuhkan saat ini, dimasa dimana manusia hidup bagaikan robot. Pergi jam 6 pagi untuk bekerja dan pulang jam 10 malam, sehingga kita mulai kehilangan the human touch diri kita masing-masing.

Hari ini sebagaimana hari-hari biasa saya pergi ke kantor menggunakan transportasi publik dari PT. KAI, dan saya memang bukan type yang berebutan masuk ke dalam gerbong kereta hanya untuk mendapatkan tempat duduk, selain merasa akan kebanyakan duduk selama dikantor, lagi pula duduk dikereta membuat saya mengantuk, akhirnya jadilah saya berdiri. Saya memilih berdiri didekat pintu, karena saya bisa ditemani pemandangan dari luar kaca sepanjang perjalanan sambil membaca dzikir yang diajarkan ustadz favorit saya Ustadz Mansyur.
Selanjutnya kereta berhenti di sebuah stasiun, dan masuk seorang wanita yang tengah hamil, mungkin sekitar 5-6 bulan atau mungkin 7 bulan. Namun, tidak ada satu orang pun yang duduk yang menyadari kalau wanita ini hamil (tapi bagi saya terlihat jelas kalau dia sedang hamil), entah karena mereka lagi sibuk menarikan jari jemari di atas BlackBerry mereka sehingga tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar, atau mungkin sedang terlelap dalam tidurnya, akhirnya saya menawarkan posisi saya berdiri kepada wanita itu, karena setidaknya dia bisa bersandar di tiang kursi dan aman dari desakan penumpang lain, yaah setidaknya itu offer terbaik yang bisa saya lakukan.
Namun lama kelamaan menatap wanita hamil didepan saya mengingatkan saya ketika hamil putra pertama saya, dan saya tau benar rasanya ketika hamil di masa kandungan 6/7 bulan, napas yang mulai sesak, berat, belum lagi selalu waspada kalau-kalau perut besar ini akan membentur sesuatu. Hal ini menyadarkan saya, hey!! wanita ini berhak  mendapatkan tempat duduk.
Akhirnya saya memberanikan diri berbicara kepada penumpang yang berdiri disebelah saya, saya berharap di bisa menyampaikan kepada penumpang yang duduk untuk dengan sukarela memberikan kursinya kepada wanita hamil tersebut. Namun yang saya harapkan tidak terjadi, wanita itu malah berkata "lagi pada tidur mb gak enak banguninnya". memang pada saat itu penumpang yang berada tepat didepan wanita yang berdiri itu sedang tertunduk tidur, tapi wait..wait..wait.. kenapa mesti gak enak sih? toh kita tidak melakukan hal yang salah, dan kita tau benar kalau di transportasi publik itu wanita hamil, wanita membawa bayi/anak, orang tua, dan orang disable berhak mendapatkan tempat duduk, kenapa kita yang harus merasa bersalah untuk melakukan hal yang benar?
Akhirnya saya putuskan untuk maju dan bilang "maaf mbak-mbak, ada yang lagi hamil, kalau ada yang bersedia memberi kursi..." akhirnya wanita yang tertidur tadi berdiri (which is artinya dia tidak tidur beneran, mungkin tidur dari memperhatikan sekitar, atau tidur dari mempedulikan orang lain) dan memberikan kursinya kepada wanita yang hamil tadi.

Sungguh saya berbuat demikian bukan karena biar dianggap peduli, atau pahlawan kesiangan ataupun mungkin untuk mendapatkan ucapan terimakasih. Sungguh saya berbuat demikian karena saya berharap satu hari nanti saat saya hamil anak kedua, akan ada orang melakukan hal yang sama untuk saya, atau mungkin untuk kakak saya, atau adik saya, atau sepupu wanita saya, atau keponakan saya, atau mungkin anak-anak perempuan saya kelak.

Kalau sekarang kita wanita sebagai ibu, sebagai pendidik calon pemimpin bangsa, penerus bangsa sudah tidak punya perasaan berbagi, mengasihi, menutup mata dan telinga dari kondisi sekitar seperti apa kita akan mendidik anak-anak kita, dan bisa bayangkan jadi apa mereka kelak. Jadi dokter? insinyur? pengusaha? koruptor? pencuri? 
Bukankah baik buruknya suatu negara tercermin dari wanita-wanitanya?
Entahlah, saya sendiri juga bukan pendidik yang baik bagi anak saya, saya masih terus menerus belajar untuk menjadi ibu dan pendidik yang baik bagi anak saya, tapi setidaknya saya tidak akan biarkan hati saya mati, tidak sekarang!! Untuk anak saya, anak yang akan saya pertanggungjawabkan dihadapan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar